PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
Pada
dasarnya, perkembangan merujuk kepada perubahan sistematis tentang
fungsi-fungsi fisik dan praktis. Perubahan sistematik tentang fungsi-fungsi fisik
dan pisikis. Perubahan fisik meliputi perkembangan biologis dasar sebagai hasil
dari konsepsi, dan hasil dari interaksi proses biologis dan genetika dengan
lingkungan. Sementara perubahan psikis menyangkut keseluruhan karakteristik
psikologis individu, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan moral. Karakteristik
perkembangan fisik pada masa kanak-kanak (0-5 tahun).
Perkembangan
kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam
macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan-gerakan berjalan, berlari,
melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan
dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih
besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki
dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai
dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang dengan baik.
Masa dewasa, yang merupakan masa
tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja.
Selain itu, kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia
enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama
ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan
perilaku lainnya, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih
sayang, dengan seiring berkembangnya dalam segi fisik dan psikomotor.
Oleh karena itu, masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan
karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja.
Interaksi dengan orang lain, tidak
hanya dialami anak di lingkungan keluarga. Proses pembelajaran di sekolah mau
atau tidak mau pasti di pengaruhi oleh substansi-substansi seperti kurikulum
pengajar atau guru, lingkungan belajar, dan evaluasi. Sering kali kita lupa
dengan substansi-substansi ini dalam mendesain suatu pembelajaran.
Desain pembelajaran adalah tata cara
yang di pakai untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam mendesain
pembelajaran guru harus memperhatikan substansi -substansi ini agar siswa
mengalami proses belajar dan pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang
menyenangkan.
Oleh kerena itu guru harus melihat,
memperhatikan, mempertimbangkan, dan memprioritaskan tetang ciri siswa atau
peserta didik, tujuan yang akan di capai, materi, pendekatan atau metode yang
di gunakan, lingkungan belajar, dan evaluasi.
Peserta didik adalah organisme yang
unik dan berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya (Wina sanjaya,
2006:54). Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya
akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak tidak sama. Proses
pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan anak yang
tidak sama itu, di samping karakteristik yang melekat pada diri anak, seperti
sikap, penampilan, pemahaman, dan latar belakang.
Sebagai
seorang guru, sangat perlu memahami pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Perkembangan pesta didik meliputi : perkembangan fisik, perkembangan
pisikomotorik , dan perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan
perkembangan psikomotorik mempunyai kontribusi yang kuat terhadap
perkembangan intelektual/kongnitif siswa.
Rancangan pembelajaran yang
konduktif akan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian dari pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik?
2. Bagaimana
tahap-tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik?
3. Apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik?
4. Bagaimana
mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan
perkembangan motorik?
5. Bagaimana peran guru dalam perkembangan
motorik anak?
III.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik
2.
Untuk mengetahui tahap-tahap
pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik
4.
Untuk mengetahui optimalisasi pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik
5. Untuk mengetahui peran-peran guru dalam
perkembangan motorik anak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pertumbuhan fisik
perkembangan motorik anak usia MI
a. Pengertian Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perumbuhan struktur tubuh
manusia yang terjadi sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa. Proses
perubahannya adalah menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal
atau lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh.
Pertumbuhan berarti pula sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (resam tubuh,
keadaan jasmaniah) yang herediter / turun menurun dalam bentuk prosesaktif secara berkesinambungan.
Hasil Pertumbuhan dapat berwujud:
1) Badan bertambah besar;
2) Tubuh bertambah berat;
3) Tulang–tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat;
4) Perubahan system persyarafan;
5) Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya.
Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan
mengukur:
1) Berat
2) Panjang dan
3) Ukuran
lingkaran, misal : kepala, dada, pinggul, lengan, dan lain sebagainya.
Dalam pertumbuhannya, macam – macam bagian tubuh itu
mempuyai perbedaan tempo kecepatan.
b. Pengertian Perkembangan Motorik
Perkembangan
motorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui
kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat, syaraf, dan
otot. Proses tersebut dimulai dengan gerakan-gerakan kasar (gross movement)
yang melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi duduk, berjalan, lari, meloncat, dan lain-lain. Kemudian, dilanjutkan dengan koordinasi halus (finer coordination) yang melibatkan
kelompok otot halus dalam fungsi meraih, memegang, melempar, menulis,
menggambar, mewarna, dan lain-lain yang
kedua-duanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan anak tidak
berlangsung secara mekanis – otomatis, sebab perkembangan tersebut sangat
tergantung pada beberapa faktor secara
simultan, yaitu:
1) Faktor Herediter (Warisan sejak lahir, bawaan)
2) Faktor Lingkungan yang
menguntungkan, atau yang merugikan;
3) Kematangan fungsi – fungsi
organis dan fugsi - fungsi psikis, dan;
4) Aktivitas anak sebagai subyek
bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa
menolak atau menyetujui, punya emosi,
serta usaha membangun diri sendiri.
Di dalam
membicarakan perkembangan perkembangan motorik anak, akan dibicarakan tentang
ciri – ciri motorik, yang pada umumnya melalu 4 tahap . Yaitu :
1) Gerakan – gerakannya tidak disadari,
tidak disengaja, dan tanpa arah. Gerakan anak pada masa ini semata – mata hanya
oleh karena adanya dorongan dari dalam. Misal : anak mengerak – gerakan kaki
dan tangannya, memasukkan tangan ke mulut,mengedipkan mata, dan gerak – gerak
lain, yang tidak disebabkan oleh adanya dorongan rangsangan dari luar.
2)
Gerakan –
gerakan anak itu tidak khas. Artinya gerakan yang timbul, yang disebabkan oleh
perangsang tidak sesuai dengan rangsangannya.
Misal : bila si anak diletakkan di tangannya sesuatu benda, maka benda itu dipegangnya tidak sesuai dengan kegunaan benda tersebut, sehingga bagi orang dewasatampak sebagai sesuatu gerakan yang bodoh;
Misal : bila si anak diletakkan di tangannya sesuatu benda, maka benda itu dipegangnya tidak sesuai dengan kegunaan benda tersebut, sehingga bagi orang dewasatampak sebagai sesuatu gerakan yang bodoh;
3) Gerakan – gerakan anak itu dilakukan
dengan masal. Artinya hampir seluruh tubuh ikut bererak untuk mereaksi
perangsang yang datang dari luar.
Misal : Bila kepadanya diberikan
sebuah bola, maka bola itu diterima dengan kedua tangan dan kedua kakinya
sekaligus;
4) Gerakan – gerakan anak itu disertai
gerakan – gerakan lain, yang sebenarnya tidak diprlukan.
c.
Karakteristik Perkembangan Motorik anak Usia 8-12 tahun
Gallahue (1996:22) mengklasifikasi anak ke dalam
dua kategori, yaitu early childhood (3-8 tahun) dan later childhood (8-12
tahun) untuk melihat perbedaan pertumbuhan dan perkembangannya. Tentang
karakteristik perkembangan motorik pada anak di masa later childhood
atau berumur 8-12 tahun, Gallahue (1996:22) menyatakan bahwa “Perceptual
abilities become increasingly refined. The sensorimotor apparaturs work in ever
greater harmony, so that by the end of this period, children can perform
numerous sophisticated skills”. Kemampuan anak dalam perceptual pada masa
ini sudah mulai meningkat dan bekerja secara harmony untuk belajar gerak
sehingga pada akhirnya dapat menunjukan keterampilan geraknya.Mereka sudah
mulai bisa menaunjukan penampilan keterampilan gerak dasar yaitu lokomotor dan
manipulative.
Gallahue
(1996:279) menyatakan bahwa keterampilan gerak dasar lokomotor, yaitu: “Total
body movement in wich the body is propelled in an upright posture from one
point to the onother in a roughly horizontal or vertical direction, movement
such walking, running, hopping, galloping, leaping, sliding and jumping”.Jadi
keterampilan dasar lokomotor adalah gerakan tubuh yang terjadi karena tubuh
menggerakan posisi badan yang semula tegak menjadi bergerak ke suatu tempat ke
tempat lain dengan arah horizontal maupun vertical yang terdiri dari berjalan,
berlari, melonjat dan melompat.
Sedangkan keterampilan gerak dasar manipulative menurut Gallahue (1996:279)
menyatakan bahwa keterampilan gerak manipulative, yaitu:“Gross body movement
in wich force is imparted to or received from object, suc as throwing, cathing,
kicking, dribbling and striking”. Artinya, gerak dasar manipulative adalah
gerakan kasar dengan menggunakan tenaga untuk memberi atau menerima suatu
objek, seperti melempar, menangkap, menendang, memantulkan dan memukul.
B. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik
anak
Jika pada masa bayi dan kanak-kanak, dunia anak lebih
banyak dalam rumah bersama keluarganya,
pada masa anak yang berusia 8-12 tahun,
dunianya lebih banyak di sekolah lingkungan sekitar.
Beberapa tahap
perkembangan yang dituntut pada masa ini adalah:
1.
Belajar
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan.
2.
Pengembangan
sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai individu yang sedang
berkembang.
3.
Belajar
berkawan dengan teman sebaya.
4.
Belajar
melakukan peranan sosial sebagai laki-laki atau wanita.
5.
Belajar
menguasai keterampilan-keterampilan intelektual dasar, yaitu membaca, menulis,
dan berhitung.
6.
Pengembangan
konsep-konsep diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menyesuaikan
diri dan berprilaku sesuai dengan
tuntutan dari lingkungannya.
7.
Pengembangan
moral, nilai, dan hati nurani.
8.
Memiliki
kemerdekaan pribadi.
9.
Pengembangan
sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial.
d. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Motorik
1.
Aliran
Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu lebih ditentukan oleh
faktor keturunan, bawaan atau faktor internal.
2.
Aliran
empirisme
Aliran ini menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu lebih dipenagruhi oleh lingkungan atau pengalaman atau eksternal.
3.
Aliran
konvergensi
Aliaran ini menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi oleh
pembawaan maupun lingkungan.
e. Optismalisasi Pertumbuhan Fisik dan
Perkembangan Motorik
Anak yang berada di kelas awal SD adalah
anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa
yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang.
Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu
didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Penguasaan tugas – tugas
perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua seperti
seperti pada tahun – tahun prasekolah. Sekarang, penguasaan ini juga menjadi
tanggung jawab guru – guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggung jawab
kelompok teman – teman. Misal : pengembangan berbagai ketrampilan dasar dasar
seperti membaca, menulis, berhitung, dan pengembangan sikap – sikap terhadap
kelompok sosial dan lembaga – lembaga Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan perkembangan pada masa anak – anak :
1)
Faktor
kesehatan dan gizi. Ini merupakan faktor penting agar pertumbuhan fisik anak
dapat berkembang secara ideal. Semakin baik kesehatan dan gizi, anak cenderung
semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang kesehatan dan
gizinya buruk;
2)
Kestabilan
emosional. Ketegangan emosional juga dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak
yang tenang tumbuh lebih cepat dari pada anak yang mengalami gangguan
emosional.
3)
Menstimulasi
kecerdasan anak;
4)
Mengembangkan
Kreativitas.
f. Berbagai Pandangan
Mengenai Perkembangan Fisik - Motorik Anak
Fisik atau tubuh
manusia merupakan sistem organ yang komples dan sangat mengagumkan.
Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip Chepalocaudal , yaitu
bahwa kepala dan bagian atas tubuh berkembang lebih dahulu, sehingga bagian
atas tampak lebih besar daripada bawah. Penelitian terbaru tentang aspek
perkembangan fisik seseorang menunjukkan bahwa saat ini baik orang dewasa
maupun anak- anak memiliki tinggi dan berat badan yang lebih besar dibandingkan
dengan orang- orang pada generasi sebelumnya .
Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan
fisik individu meliputi empat aspek, yaitu :
1. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi.
2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang
untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan
jenis.
4. Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
Usia
emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak,
seperti yang diungkapkan Petterson (1996)
During middle childhood, the body and brain undergo important growth
changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more
skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these
biological developments.
Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami
sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi
lebih maksimal dari pada usia sebelumnya.
The period of middle childhood, from age six to age twelve is, also
remarkably free from desease. The average child suffers fewer bouts of illness
than during the years before school entry, and the risk of death for a
contemporary Australian or New Zealand child is lower than at any earlier or
later period during the life span. (Petterson, 1996)
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan
motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.Sedangkan motorik halus
adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat
penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang
mengontrol setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan
sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi
atau kemampuan motorik anak . Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat,
naik turun tangga.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda
atau alat-alat mainan.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan
motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock
(1996) sebagai berikut:
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki
keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan
alat-alat mainan.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak
berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang
independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat
berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa
percaya diri.
3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak
sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain
atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan
menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan
terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept
atau kepribadian anak.
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan
motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang
yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini,
sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada
usia middle childhood kelenturan fisiknya 5% - 10% lebih baik dari pada anak
laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar
lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau
kematangan fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a
genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5
bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada
tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik
anak.
Teori
yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic
System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut
mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan
sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan
menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik
merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan
beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin
memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu
bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan
apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Selain
berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun
berhubungan dengan aspek psikologis anak. Kemampuan fisik berkaitan erat dengan
self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang
olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya . Hal tersebut juga
seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996)
bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.
g.
Peranan guru dalam perkembangan motorik anak
Guru sangat mempengaruhi
perkembangan anak dalam proses identifikasi. Guru yang berhasil adalah guru
yang mengenal anak melalui pribadi anak itu sendiri, lingkungan dan keluarga.
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru wajib :
1.
Memahami
pribadi anak,
a.
Penampilan
fisik, apakah ada cacat tubuh?
b.
Motorik
lemah/kuat
c.
Emosionalitas
: mudah tersinggung, menangis, marah, tertutup, agresif, terbuka.
d.
Cara
berbicara.
Mulai
bergaul dengan anak, guru akan dapat mengetahui pribadi, sifat-sifat,
ciri-ciri, kemampuan dan kesusahan.Semakin banyak bergaul, semakin mengerti
tentang pribadi anak.
2.
Mengenal
lingkungan keluarga anak
Guru perlu
mengetahui latar belakang kehidupan anak. Rumah dan keluarga adalah lingkungan
hidup pertama, anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang mempengaruhi
jalan hidupnya. Lingkungan hidup pertama yaitu keluarga yang memberi tantangan
pada anak supaya dapat menyesuaikan terhadap lingkungan hidupnya.
3.
Mengenal
dunia disekitar anak/lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada diluar kita. Pengaruh lingkungan terhadap anak
dapat dibagi menjadi dua :
a.
Pengaruh
lingkungan yang disengaja : pendidikan, pengajaran.
b.
Pengaruh
lingkungan yang tidak disengaja : ini diterima oleh setiap orang dari
lingkungan yang hidup iklim dan kebiasaan-kebiasaan.
Guru harus mengetahui bahwa
salahsatu factor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah lingkungan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan motorik anak :
-Menentukan kegiatan bermain yang
terencana sesuai tujuan yang hendak dicapai.
-Menyediakan alat permainan yang
aman dan sesuai tahapan usia.
-Memantau kegiatan bermain anak agar
terjalin kerja sama antar anak.
-Keselarasan antara materi permainan
dengan tema sesuai standar kompetensi anak usia dini.
-Mengetahui bahwa perkembangan
motorik anak selaras dengan perkembangan otot-otot syaraf lain.
-Mengadakan kegiatan yang
bervariasi, kreatif, dan inovatif.
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
1)
Hasil Pertumbuhan dapat berwujud :
a.
Badan bertambah besar;
b.
Tubuh bertambah berat;
c.
Tulang–tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat;
d.
Perubahan system persyarafan;
e.
Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya.
2)
Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis – otomatis,
sebab perkembangan tersebut sangat tergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:
a.
Faktor Herediter (Warisan sejak lahir, bawaan);
b.
Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan;
c.
Kematangan
fungsi – fungsi organis dan fugsi -
fungsi psikis, dan;
d.
Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan
3)
Beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak:
a.
Kesehatan,yang
kurang baik dapat menghambat anak menikmati yang ia lakukan;
b.
Lingkungan, yang tidak mendukung;
c.
Bimbingan yang kurang tepat,
d.
Keputusan yang kurang tepat dan tidak terncana;
e.
Tidak diberikan kebebasan
pada anak untuk mengekspresikan dirinya;
f.
Harapan–harapan yang realistis
4)
Guru mempunyai peran sentral untuk mengimplementasikan
kurikulum yang tersedia. Ada dua peran utama yang harus dikuasai guru,Pertama
sebagai pengembang kemampuan akademik siswa tentang nilai-nilai sebagai basis
pembentukan karakter, Kedua sebagai pengembang kemampuan afektif agar siswa
mampu menyerap nilai-nilai sehingga menjadi sifat,sikap,dan perilaku. Secara
umum bentuk kerjasama orangtua dengan guru dikelompokkan menjadi dua,yaitu formal
dan informal. Sedangkan bentuk perluasannya adalah sebagai berikut :
1.
Guru
mengadakan dialog dan pertemuan dengan orangtua.
2.
Guru dapat
melibatkan orangtua dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan usaha
mendukung perkembangan anak.
3.
Guru dapat
melakukan kunjungan ke rumah anak didik.
Faktor pendukung, 1. Orangtua peduli akan pendidikan anak.
2.
Sekolah bersifat terbuka menerima masukan orangtua.
Faktor penghambat, 1. Orangtua sibuk bekerja.
2.
Guru kurang dapat mengomunikasikan perkembangan
anak.
II. SARAN
Dari kesimpulan diatas, penulis
dapat menyampaikan beberapa saran :
1.
Agar tenaga
pendidik menyadari dan melaksanakan tugas dan peranannya sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
2.
Agar
diantara tenaga pendidik dan orangtua anak didik terjalin komunikasi sehat dan
efektif.
3.
Lembaga
Pendidikan memberikan peluang dan anjuran kepada orangtua untuk menyampaikan
saran maupun kritikan yang membangun.
4.
Agar tenaga
pendidik menjadi pengayom anak didik secara keseluruhan tanpa perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi
Perkembangan (Perkembangan Peserta didik). CV Pustaka Setia. Bandung
Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta didik. PT Refika
Aditama. Bandung
Kusmaedi, Nurlan dan Husdarta. 2010. Pertumbuhan
dan Perkembangan Peserta didik (Olahraga dan Kesehatan). CV Alfabeta.
Bandung
0 komentar:
Posting Komentar